Warga Sekitar Unimal Bersama Mahasiswa Gelar Aksi Reboisasi dan Konservasi Tanah untuk Wujudkan Kampus Hijau
Sabtu, 27 September 2025 08:05
ACEH UTARA – Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Malikussaleh melaksanakan kegiatan pengabdian bertajuk “Pendampingan Reboisasi dan Teknik Konservasi Tanah di Sekitar Kampus Universitas Malikussaleh Reuleut Menuju Lingkungan yang Berkelanjutan” pada Ahad (21/9/2025). Kegiatan ini menjadi langkah nyata sivitas akademika Unimal dalam mewujudkan lingkungan kampus yang hijau, produktif dan berkelanjutan.
Tim pelaksana kegiatan diketuai oleh Dr Ir Halim Akbar MSi, dengan anggota Muhammad Authar ND SP MP Muhammad Yusuf SP MP serta dua mahasiswa Fakultas Pertanian, Yogi Januar Adhari dan Muhammad Rizky Yudha Pratama. Pengabdian ini dilaksanakan di sekitar kawasan Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh, Reuleut, dan difokuskan untuk perbaikan kualitas lahan melalui reboisasi dan teknik konservasi tanah berbasis partisipatif.
Dalam paparannya, Dr. Halim Akbar menjelaskan bahwa kondisi lingkungan di sekitar kampus saat ini mengalami degradasi lahan akibat deforestasi, alih fungsi lahan, erosi, serta pembangunan yang menyebabkan berkurangnya tutupan vegetasi alami.
“Kami melihat bahwa lahan di sekitar kampus mulai kehilangan kemampuan ekologisnya. Melalui kegiatan ini, kami ingin mengembalikan fungsi hutan kecil kampus, memperbaiki daya serap air, dan menumbuhkan kesadaran ekologis di kalangan mahasiswa dan warga disekitar kampus,” ujarnya.
Kegiatan reboisasi dilakukan dengan menanam berbagai jenis pohon keras seperti mahoni, trembesi, ketapang, dan tabebuya yang berfungsi sebagai tanaman peneduh sekaligus penahan erosi. Sementara itu, tanaman penutup tanah seperti Vetiver, Arachis pintoi, dan Calopogonium mucunoides ditanam untuk memperbaiki struktur tanah, menjaga kelembaban tanah serta menambah bahan organik.
Selain reboisasi, tim juga menerapkan teknik konservasi tanah seperti pembuatan lubang biopori, sumur resapan, dan pembuatan terasering di area miring untuk menahan aliran air permukaan. Daun kering yang sebelumnya terbuang juga dimanfaatkan menjadi mulsa organik guna menjaga kelembapan tanah.
Pelaksanaan kegiatan menggunakan pendekatan Participatory Training, di mana mahasiswa, dosen dan masyarakat sekitar terlibat aktif dalam setiap tahap mulai dari sosialisasi, pelatihan lapangan, hingga evaluasi hasil kegiatan. Pendekatan ini memastikan bahwa setiap pihak bukan hanya menjadi peserta, tetapi juga pelaku perubahan lingkungan.
Salah satu warga Gampong Reuleut, yang turut mengikuti kegiatan tersebut menyampaikan apresiasinya.
“Kami merasa senang dilibatkan dalam kegiatan ini. Dulu banyak lahan di sekitar kampus yang gundul dan sering banjir kecil. Sekarang mulai hijau lagi, dan kami juga belajar cara membuat lubang biopori di rumah sendiri,” ujarnya dengan antusias.
Program ini menargetkan luaran berupa publikasi kegiatan di media online dan artikel ilmiah di Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Jurnal Wisdom). Hasil evaluasi sementara menunjukkan adanya peningkatan tutupan vegetasi, penurunan genangan air saat hujan, serta meningkatnya partisipasi warga dan mahasiswa dalam kegiatan penghijauan kampus.
Dr. Halim Akbar menambahkan bahwa kegiatan ini akan menjadi model pengabdian berkelanjutan di Universitas Malikussaleh.
“Kami berharap kegiatan ini tidak berhenti di sini. Harus ada kesinambungan antara pendidikan, penelitian, dan pengabdian yang semuanya berorientasi pada keberlanjutan lingkungan,” tutupnya.
Melalui kegiatan reboisasi dan konservasi tanah ini, Universitas Malikussaleh menegaskan langkahnya menuju “Green Campus Reuleut” sebuah kampus hijau yang tidak hanya mendukung proses akademik, tetapi juga menjadi ruang belajar ekologis bagi seluruh civitas akademika dan masyarakat sekitar.(ds)