India Minat Kembangkan Pelabuhan Transit Logistik di Sabang
Rabu, 30 Mei 2018 20:20

<p style="text-align: justify; "><span style="font-weight: bold;">JAKARTA </span>- Kementerian Perhubungan mengatakan India telah mengajukan minat untuk mengembangkan pelabuhan di Sabang. Rencananya, pelabuhan akan dimanfaatkan untuk aktivitas bongkar muat dari kapal kecil ke kapal bermuatan besar, atau biasa disebut transhipment.
</p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan rencana pelabuhan transhipment ini bisa dimanfaatkan oleh pelayaran Eropa yang akan berlayar ke China. Dengan demikian, ada kemungkinan pelabuhan Sabang bisa melayani sebagian transhipment yang selama ini dilaksanakan di Singapura. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Hanya saja, ia masih belum bisa menilai jumlah potensi kapasitas petikemas yang bisa dipindahkan dari Singapura. </span></p><p style="text-align: justify; "><span style="background-color: transparent;">"Bisa jadi ke depan nanti pelayaran dari India ke China juga berpindah ke situ. Kan mereka ada perusahaan pelayaran yang mau beroperasi di Sabang," jelas Budi di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (30/5/2018). </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Namun, ia masih belum tahu apakah India akan membangun pelabuhan baru atau mengembangkan pelabuhan yang sudah ada. Dengan demikian, dalam pertemuan bilateral India dan Indonesia di Istana Merdeka hari ini, belum ada nilai investasi yang dibahas. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Saat ini, lokasi dermaga petikemas di Sabang terdapat di dermaga CT-1 dan CT-3 yang dikelola Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS). Kapasitas dermaga CT-1 diketahui bisa menampung kapal seberat 30 ribu Dead Weight Ton (DWT), sementara CT-3 bisa menampung hingga 100 ribu DWT. </span></p><p style="text-align: justify; "><span style="background-color: transparent;">"Kalau bicara potensi, memang perdagangan antara China-India cukup besar. Tapi kalau secara kuantitatif, kami masih belum tahu," ungkap dia. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Jika India memang serius, maka pembangunannya diharapkan bisa rampung hanya dalam dua tahun. Terlebih, kapasitas pelabuhan Sabang sebetulnya tidak sebesar Tanjung Priok. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">"Makanya Sabang itu sebetulnya bagus untuk pelabuhan dalam skala kecil. Itu yang akan kami tingkatkan," pungkas dia. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Sebelumnya, perpindahan basis transhipment dari Singapura ke Indonesia juga diharapkan Kemenhub dengan melakukan pelayaran rute langsung (direct call) dari Indonesia ke Amerika Serikat. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Kemenhub berharap, petikemas setara 2 Juta TEUs dari Singapura bisa berganti muatan di Tanjung Priok, utamanya muatan dari Indonesia barat yang selama ini melakukan transhipment di Singapura. </span></p><p style="text-align: justify; "><span style="background-color: transparent;">Jika 2 juta TEUs berhasil terdongkrak, maka daya angkut di terminal Jakarta International Container Terminal (JICT) bisa tumbuh 20 persen tahun depan. </span></p>