Ali Bilal Moderen Selama 40 Tahun di Masjidil Haram
Sabtu, 26 Mei 2018 19:26 <p style="text-align: justify; "><span style="font-weight: bold;">MAKKAH</span> – Selama empat dekade, Ali Ahmed Al-Mulla telah menjadi muadzin di Masjidil Haram di Makkah. Tradisi ini baginya meripakan dalam tradisi keluarga yang diturunkan dari satu generasi ke generasi lain.
</p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Ali dijuluki 'Bilal' dari Masjidi Haram Makkah . Dia mengikuti jejak kaki 'Bilal,' muazin pertama pada masa Nabi Muhammad (saw), untuk suaranya yang indah dan berbagai kisah menarik yang dibicarakannya tentangnya. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Ali yang lahir pada 1945 di Makkah dengan keluarga muazin di Masjidil Haram, Ali menjadi muazin resmi pada 1975 setelah kematian putra pamannya, Sheikh Abdullmalak Al-Mulla. Sementara kakeknya Sheikh Ali dan ayahnya Siddique dan kedua pamannya dan dua sepupunya mendahului melakukan pekerjaan ini. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Ali mengatakan bahwa berita terbaik yang dia dengar adalah ketika ayahnya memberitahunya bahwa dia akan menjadi muadzin di Masjidil Haram. Ia menambahkan kala itu banyak teman-temannya yang juga ikut mendorongnya. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Selama menjadi muadzin, Ali mengatakan dia menyaksikan pada tahun 1979 insiden ketika shalat berjamaah di Masjidil Haram dihentikan selama 23 hari. Kala itu ketika Masjidil Haram dikepung oleh Juhaiman Al-Aoutaibi yang menduduki tersebut, dan berjanji setia kepada orang yang mengaku dia sebagai imam mahdi di bawah Ka'bah. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Dia menambahkan bahwa setelah blokade dicabut, dia melantunkan adzan pertama selama shalat Maghirb di hadapan Raja Khaled Bin Abdulaziz.</span></p>