Nelayan Aceh Tetap Melaut Meski Corona

Selasa, 31 Maret 2020 18:15

<p style="text-align: justify; "><span style="font-weight: bold;">BANDA ACEH</span> – Nelayan Aceh tetap melaut seperti biasa meski virus Corona mewabah. Para nelayan berharap pemerintah tidak menerapkan status lockdown yang dapat menyulitkan mereka mencari ikan.
</p><p style="text-align: justify; ">"Hingga saat ini nelayan kita masih sanggup melaut dan menangkap ikan untuk pasokan makanan untuk masyarakat. Mudah-mudahan nelayan tidak tersentuh virus Corona," kata Wakil Sekjen Panglima Laot Aceh Miftach Cut Adek kepada wartawan, Selasa (31/3/2020).
</p><p style="text-align: justify; ">Miftach menjelaskan hingga hari ini belum ada nelayan yang terpapar virus Corona. Para nelayan di Tanah Rencong sudah dibekali informasi dan tata cara untuk mencegah penyebaran COVID-19.
</p><p style="text-align: justify; ">Menurutnya, para nelayan masih dapat melaut dan menangkap ikan untuk kebutuhan masyarakat. Miftach berharap nelayan harus tetap melaut dan membawa banyak ikan sehingga pasokan ikan di Serambi Mekah tidak menjadi kendala.
</p><p style="text-align: justify; ">"Apalagi sekarang negara-negara seperti China dan Jepang sudah mulai pulih dan sudah membuka komunikasi kembali terhadap permintaan ikan untuk dikirim ke sana," jelas Miftach.
</p><p style="text-align: justify; ">Miftach mengungkapkan nelayan berharap pemerintah tidak menerapkan lockdown. Jika pun diharuskan, jelasnya, itu menjadi langkah sangat terakhir bila kondisi penyebaran Corona di Indonesia sudah seperti negara lain.
</p><p style="text-align: justify; ">"Insyaallah, Allah bersama kita dan kita bermunajat kepada-Nya agar tidak ada lagi wabah seperti ini, dan berharap kepada semua masyarakat nelayan agar mematuhi semua rambu-rambu yang telah disampaikan oleh Pemerintah Aceh dan ulama," harapnya.
</p><p style="text-align: justify; ">"Nelayan Aceh tidak menginginkan adanya lockdown untuk kondisi sementara ini karena penyebaran pandemi virus Corona atau COVID-19. Lockdown itu kami rasa langkah yang sangat terakhir, apabila kondisi sudah betul-betul seperti di luar negeri," tambah Miftach.</p>