Penduduk Miskin di Aceh Bertambah 10 Ribu
Selasa, 17 Juli 2018 18:41

<p style="text-align: justify; "><span style="font-weight: bold;">BANDA ACEH</span> – Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh menyebutkan, jumlah penduduk miskin di provinsi tersebut bertambah sebanyak 10 ribu orang pada Maret 2018, jika dibanding September 2017.
</p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">"Di Maret 2018, penduduk miskin di Aceh mencapai 839 ribu orang atau 15,97 persen. Sementara di September 2017 ada 829 ribu orang atau 15,92 persen," ucap Kepala BPS Aceh, Wahyudin di Banda Aceh, Selasa (17/7/2018 </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Selama periode September 2017 hingga Maret 2018, lanjutnya, maka angka persentase penduduk miskin baik di daerah perkotaan dan wilayah perdesaan sama-sama mengalami kenaikan. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Di wilayah perkotaan mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen dari sebelumnya 10,42 persen, menjadi 10,44 persen atau sebanyak 172 ribu orang. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Sedangkan di wilayah perdesaan bertambah lebih besar, yakni 0,13 persen dari sebelumnya 18,36 persen, menjadi 18,49 persen atau sebesar 667 ribu orang. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">"Tetapi jika kita bandingkan satu tahun sebelumnya yakni Maret 2017, maka penduduk miskin di Aceh menurunan 33 ribu orang atau 16,89 persen. Terjadi penurunan 0,92 persen dibanding Maret 2018," katanya. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Ia menyebutkan, faktor penyebab meningkatnya garis kemiskinan terbesar baik di perkotaan atau di perdesaan pada umumnya sama, yakni komoditi makanan. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Komoditi makanan, seperti beras memberi sumbangan 20,28 persen di kota dan 25,89 persen di desa. Lalu rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua, yakni 10,88 persen di kota dan 10,11 persen di desa. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">"Berikutnya adalah komoditi ikan tongkol, tuna, dan cakalang sebesar 6,06 persen di perkotaan dan 5,11 persen di perdesaan," terang Wahyudin. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Selama periode September tahun 2017 sampai Maret tahun ini, garis kemiskinan di Provinsi Aceh mengalami peningkatan, yakni Rp 454 ribu per kapita menjadi Rp 464 ribu per kapita per bulan. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">"Garis kemiskinan di Aceh mengalami kenaikan sebesar 2,31 persen," turunya lagi. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro awal tahun ini menargetkan, pemerintah optimistis mengejar tingkat kemiskinan menjadi 9,5 persen hingga 10 persen atau sesuai target pembangunan ekonomi di dalam APBN 2018. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Ia mengatakan, angka kemiskinan di Indonesia turun menjadi 10,12 persen atau menjadi 26,58 juta orang per September 2017, dari posisi Maret di tahun yang sama 10,64 persen atau 27,77 juta orang. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">"Saya pikir angka kemarin 10,12 persen dirilis BPS per September adalah modal awal yang bagus untuk kita bisa mencapai tingkat kemiskinan `single digit`," kata Bambang.</span></p>