Pengakuan Bocah yang Picu Massa Geruduk Pos TNI AL Pusong

Kamis, 18 April 2019 16:34

<p style="text-align: justify; "><span style="font-weight: bold;">LHOKSEUMAWE </span>- Massa di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pusong, Lhokseumawe, menggeruduk Pos TNI AL Pusong karena kabar ada bocah dipukul oknum tentara. Ini pengakuan si bocah.
</p><p style="text-align: justify; ">"Saya bersama teman-teman berdiri di atas kursi papan di halaman Pos TNI AL tersebut sekitar pukul 22.30 WIB malam tadi. Kemudian datang seorang petugas, dia sempat nyuruh pindah juga sambil mengeluarkan kata-kata kasar. Selanjutnya, secara tiba-tiba dia (petugas) itu menampar saya tiga kali di pipi sebelah kiri. Kemudian juga meninju saya sekali di bahu," kata bocah yang menjadi korban pemukulan oknum TNI AL, Kamis (18/4/2019).
</p><p style="text-align: justify; ">Irsya mengaku kalau dirinya baru sekali pergi ke tempat itu. Hal itu pun, didasari karena orangtuanya sedang berada di TPS Pusong berjarak 50 meter dari Pos TNI AL tesebut. Sebelum ditampar, si bocah sempat meminta maaf jika dirinya berdiri di atas kursi itu, namun oknum petugas itu langsung menamparnya.
</p><p style="text-align: justify; ">detikcom melihat pipi sebelah kiri bocah itu tampak sedikit kebiruan. Di sekitar matanya, ada terlihat luka kering. Menurut keluarganya, bekas tamparan itupun sudah diobati sendiri.
</p><p style="text-align: justify; ">Sementara itu Danlanal Lhokseumawe, Kolonel Laut (P) M Sjamsul Rizal menjelaskan perihal insiden tersebut. Lokasi kejadian tidak jauh dari TPS desa setempat. Pihak TNI AL berpendapat lain, bahwa tidak ada penamparan terhadap bocah yang diduga dilakukan oleh oknum petugas pos setempat.
</p><p style="text-align: justify; ">"Kejadiannya hanya ada anak kecil naik ke atas menara yang ada di halaman pos tersebut. Kemudian ditegur oleh anggota pos. Di sini anak kecil tersebut tidak mau. Kemudian dia lari dan akhirnya masyarakat langsung nyerang pos itu," kata Sjamsul kepada wartawan di Mako Kodim Aceh Utara, Kamis dini hari.
</p><p style="text-align: justify; ">Setelah itu, terjadilah pembakaran dan perusakan hingga kaca pecah. Namun, terkait benar atau tidaknya insiden massa mengamuk itu diawali penamparan oleh oknum petugas pos setempat, Sjamsul menampiknya.
</p><p style="text-align: justify; ">"Tidak ada penamparan. Cuma ada kata-kata yang agak kasar saja. Atas insiden ini, kita sudah bertemu dengan kepala desa setempat dan ketua pemudanya. Semuanya sudah dilakukan musyawarah untuk jalan terbaik. Kita sudah saling memaafkan. Untuk yang terluka, kita akan obati. Yang rusak akan kita buat bersama-sama dengan masyarakat nantinya," sebut Sjamsul.&nbsp;</p>