Puncak Musim Hujan di Aceh Berlangsung Hingga Desember 2019
Senin, 28 Oktober 2019 23:16 <p style="text-align: justify; "><span style="font-weight: bold;">BANDA ACEH</span> – Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Iskandar Muda Banda Aceh menyebutkan puncak musim hujan yang sedang berlangsung saat ini akan berakhir hingga bulan Desember 2019 mendatang.
</p><p style="text-align: justify; ">Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG tersebut, Zakaria SE, Senin (28/10) mengatakan, puncak musim hujan di Aceh terjadi sejak bulan November hingga bulan Desember mendatang. Namun diprediksi curah hujan akan terjadi hingga Januari 2020.
</p><p style="text-align: justify; ">“Untuk itu kita berharap kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap kemungkinan banjir, karena ada beberapa kabupaten di Aceh yang berpotensi banjir,” ujarnya.
</p><p style="text-align: justify; ">Zakaria menyebut beberapa kabupaten di Aceh yang berpotensi banjir itu antara lain Kabupaten Singkil, Aceh Selatan, Simeulue, Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Tamiang, Aceh Utara/Lhokseumawe, Bireuen dan Pidie Jaya.
</p><p style="text-align: justify; ">“Di Pidie Jaya apabila hujan deras di daerah Keumala, daerah Geumpang dan Tangse itu harus siap-siap. Kemudian berimbasnya ke daerah Beureunuen. Kemudian daerah Kembang Tanjong, karena itu daerah aliran sungai. Kemudian lagi daerah Lawe Alas Kabupaten Aceh Tenggara itu juga berpotensi banjir,” terangnya.
</p><p style="text-align: justify; ">Sementara itu, untuk cuaca di laut, pihaknya juga berharap kepada masyarakat khususnya yang beraktivitas di laut agar tetap hati-hati dengan cuaca saat ini. Ada beberapa titik yang gelombang laut agak tinggi dalam tiga hari terakhir.
</p><p style="text-align: justify; ">“Di daerah laut Pantai Barat Selatan ketinggian gelombang dari 1 sampai sampai 2,5 meter. Kemudian wilayah Samudera bagian barat Aceh agak ke tengah gelombang mencapai 2 hingga 3,5 meter. Sementara wilayah Sabang-Banda Aceh mencapai 1 hingga 2 meter,” timpal Zakaria.
</p><p style="text-align: justify; ">Sementara wilayah laut bagian Utara Timur, misalnya Sigli hingga Aceh Tamiang tergolong sedikit aman, karena ketinggian gelombang hanya berkisar 0,5 hingga 1,2 meter saja. Wilayah ini memang termasuk relatif aman, tetapi nelayan juga harus tetap waspada.
</p><p style="text-align: justify; ">“Sebaiknya tidak beraktivitas jika dalam keadaan cuaca seperti ini, ketika ada awan hitam (comulonimbus) kemungkinan akan dapat meningkatkan ketinggian gelombang laut. Kepada masyarakat juga kita berharap agar sebaiknya tidak beraktivitas di luar ruangan ketika ada awan comulonimbus yang membentuk,” pungkas Zakaria.</p>