Waduk Lhokseumawe Keluarkan Bau Tak Sedap

Sabtu, 30 Maret 2019 17:07

<p style="text-align: justify; "><span style="font-weight: bold;">LHOKSEUMAWE</span> – Kurangnya kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempatnya terus menjadi momok bagi setiap daerah di Indonesia. Setiap hari, sampah dibuang sembarangan tanpa memikirkan pencemaran lingkungan.</p><p style="text-align: justify; ">Pencemaran itu juga terjadi di Waduk Pusong, Kota Lhokseumawe. Waduk seluas 60 hektare itu dicemari berbagai jenis sampah hingga mengeluarkan bau tidak sedap.</p><p style="text-align: justify; ">Padahal kawasan tersebut masuk salah satu tempat rekreasi masyarakat. Fungsinya banyak, bisa untuk warga joging, menjala ikan, dan lokasi berbagai kuliner khas Aceh. Tentunya, bisa juga untuk melepas penat setelah seharian bekerja di kantor.</p><p style="text-align: justify; ">Namun, karena banyaknya tumpukan sampah di pinggiran waduk, sekarang minat masyarakat berkurang. Sebab, masyarakat terganggu oleh bau menyengat akibat sampah berterbangan.</p><p style="text-align: justify; ">"Sampahnya banyak, hingga baunya tidak sedap lagi. Padahal, di waduk ini enak untuk bersantai sejenak usai sibuk beraktivitas sejak pagi hari," kata salah seorang warga, Yanti, Sabtu (30/3/2019).</p><p style="text-align: justify; ">Yanti menyebutkan banyaknya sampah tersebut harus segera diperhatikan oleh pemerintah setempat. Juga warga harus senantiasa diminta membuang sampah pada tempatnya. Jika tidak, pastinya akan berdampak pada lingkungan dan air sehingga mengganggu kesehatan.&nbsp;</p><p style="text-align: justify; ">"Kesadaran masing-masing penting. Kemudian, pemerintah juga harus menyediakan wadah buang sampah di tempat keramaian," sebut Yanti.</p><p style="text-align: justify; ">Sebagai informasi, WWF Indonesia dan IAM Flying Vet pada 2018 mencatat ada 25 kasus biota laut terdampak limbah buangan aktivitas manusia. Semua jenis plastik membahayakan biota laut baik yang makroplastik maupun mikroplastik.</p><p style="text-align: justify; ">Sementara itu, data yang dilansir peneliti lingkungan asal Universitas Georgia AS, Jenna Jambeck, Indonesia masuk dalam kategori penyumbang sampah laut nomor dua di dunia, setelah China. Dari hasil sampling, estimasi total sampah mencapai 1.186.134,41 ton dengan estimasi sampah plastik mencapai 488.095,89 ton.&nbsp;</p>