Wagub Berharap Proses Hukum Irwandi Tak Berlarut-larut
Senin, 09 Juli 2018 23:27 <p style="text-align: justify; "><span style="font-weight: bold;">BANDA ACEH</span> – Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah saat ini telah ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Gubernur Aceh berharap proses hukum yang menjerat Gubernur Aceh Irwandi Yusuf cepat usai dan tidak berlarut-larut.
</p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Juru Bicara Pemerintah Aceh Wiratmadinata, dalam siaran pers, Senin (9/7/2018), menyatakan bahwa Wagub Nova mengharapkan proses hukum yang tengah menjerat Gubernur Irwandi cepat usai dan tidak berlarut. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">"Jika tak terbukti, Nova berharap Irwandi bisa segera kembali memimpin Aceh," kata Wiratmadinata. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Pernyataan itu disampaikannya terkait penunjukan Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah oleh Kementerian Dalam Negeri berkenaan dengan penahanan Irwandi Yusuf setelah dilakukan operasi tangkap tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Wiratmadinata menjelaskan Plt Gubernur Aceh hanya melanjutkan sementara tugas Gubernur Aceh, sementara Irwandi Yusuf menjalani proses pemeriksaan. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">"Surat penugasan yang diterima pak Nova Iriansyah hanya untuk memastikan agar tugas gubernur bisa tetap berjalan," katanya. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Menurut dia, penunjukan Nova Iriansyah sebagai Plt Gubernur Aceh hanya untuk memastikan pelayanan publik tetap berjalan serta mewujudkan visi-misi Pemerintah Aceh seperti yang tertuang dalam RPJM. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyerahkan surat penugasan Pelaksana Tugas Gubernur Aceh kepada Wakil Gubernur Nova Iriansyah di kantor Kemendagri Jakarta pada Senin 9 Juli 2018. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Mendagri mengingatkan pengelolaan dana Otonomi Khusus di Aceh harus dapat dilihat secara jernih bahwa dana tersebut dimaksudkan untuk kesejahteraan masyarakat Aceh. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">"Kita jangan menyandera atau menyudutkan seolah-olah kebijakan dana otsus itu salah, mudah diselewengkan. Permasalahan di Aceh itu lebih kepada faktor pengendalian internal dalam perencanaan anggaran yang ada di Aceh," kata Mendagri.</span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Mendagri juga mengingatkan kepada kedua pelaksana tugas Gubernur Aceh dan Bupati Bener Meriah untuk terus meningkatkan kesadaran akan area rawan korupsi, sehingga tidak terulang lagi kejadian memprihatinkan seperti dialami Gubernur Aceh Irwandi Yusuf dan Bupati Bener Meriah Ahmadi. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Pada waktu bersamaan, Mendagri juga menyerahkan SK Pelaksana Tugas Bupati Bener Meriah kepada Wakil Bupati Syarkawi. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Keputusan tersebut didasarkan atas Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, terkait jabatan plt oleh wagub dan wabup apabila gubernur dan bupati berhalangan sementara. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Gubernur Aceh nonaktif Irwandi Yusuf dan Bupati Bener Meriah nonaktif Ahmadi terjaring operasi tangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Selasa (3/7) malam di Aceh. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Keduanya ditetapkan sebagai tersangka dalam dugaan kasus korupsi dan suap terhadap pengalokasian dan penyaluran Dana Otonomi Daerah Khusus Aceh Tahun Anggaran 2018. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Selain Irwandi dan Ahmadi, KPK juga menetapkan tersangka dua orang dari pihak swasta, yakni Syaiful Bahri dan Hendri Yuzal. </span></p><p style="text-align: justify; ">
<span style="background-color: transparent;">Mereka ditangkap dengan barang bukti uang tunai senilai Rp500 juta dan bukti transfer ke sejumlah nomor rekening Bank Mandiri dan BCA senilai Rp50 juta, Rp190 juta, dan Rp173 juta.</span></p>