Kemenkes Revisi Jumlah Kasus Polio di Pidie

Sabtu, 26 November 2022 09:57
Ilustrasi polio (Foto: Tempo)

JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merevisi jumlah kasus polio yang teridentifikasi di Kabupaten Pidie. Jika sebelumnya informasi menyebutkan total ada tiga kasus polio di Pidie, kini diralat menjadi hanya satu kasus.

Ketiga anak tersebut ditemukan positif virus polio tipe 2 yang tidak tergolong sebagai kasus polio karena mereka tidak memiliki gejala lumpuh layu.

Revisi jumlah kasus polio tersebut ditegaskan Kepala Tim Kerja Surveilans Imunisasi dan PD31 Kemenkes, Endang Budi Hastuti melalui acara Meet the Expert bertajuk “Penjelasan Mengenai Polio di Indonesia” pada Jumat (25/11/2022).

Menurutnya ketiga pasien tersebut tidak mengalami lumpuh layu. Untuk itu, ketiga anak tersebut tidak masuk kategori sebagai positif polio. Meski memang benar, telah ditemukan virus polio dalam feses.

“Saya hanya menyampaikan update terakhir. Jadi sampai dengan saat ini kasus polio yang ada di Indonesia masih satu, kasus yang sudah dilaporkan kemarin (awal November 2022) di Pidie,” kata Endang.

Dia menerangkan mengapa ketiga anak itu diambil sampel fesesnya, karena rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengatakan jika ditemukan kasus polio yang pada anak-anak khususnya di bawah lima tahun dan bertempat tinggal di sekitar kasus polio, maka perlu dilakukan pengambilan spesimen fesesnya untuk pemeriksaan.

Tujuan dari pemeriksaan itu adalah untuk mengidentifikasi adanya transmisi di lingkungan sekitar tempat tinggal kasus polio. Indikasi dari pengambilan sampel tersebut yakni dalam konteks kejadian luar biasa (KLB/ outbreak), di mana dicurigai adanya transmisi di masyarakat atau di komunitas.

“Jadi memang kemarin itu yang diambil adalah anak-anak yang sehat, tapi disebut sebagai targeted healthy children stool sampling (pengambilan sampel feses anak sehat yang ditargetkan). Kemudian, kriteria dari sampel yang diambil adalah anak-anak usia di bawah lima tahun yang bukan merupakan kontak erat dari kasus,” ungkap Endang.

Ketiga anak ini tidak memiliki gejala lumpuh layu akut dan berasal dari lingkungan yang sama dengan kasus polio di Pidie, yaitu di Desa Mane. Adapum jumlah sampel yang diambil minimal 20 sampel feses dari 20 anak yang sehat.

“Jadi bukan anak yang kontak dengan kasus tersebut. Untuk klasifikasinya, jika hasilnya positif, ini tidak bisa dikriteriakan sebagai kasus polio,” jelasnya.

Alasannya, ujar Endang, karena tidak ada atau tidak memenuhi kriteria lumpuh layu akut.

“Jadi memang pada anak-anak ini ada terdeteksi adanya virus polio, tetapi ini bukan sebagai kasus polio seperti pada kasus yang kemarin dilaporkan,” tambah dia.

Berdasar hasil kunjungan ke rumah tiga anak yang sudah terdeteksi virus polio tipe 2 ini, kata dia, dua anak berusia 1 tahun 11 bulan dengan status imunisasi polionya lengkap. Antara lain sudah melakukan imunisasi polio tetes (oral polio vaccine/OPV) empat kali, namun belum mendapatkan imunisasi polio suntik (inactived polio virus/IPV).

Endang pun mengatakan kondisi kedua anak tersebut saat ini tidak ada keluhan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)-nya masih kurang. Karena mereka menggunakan popok yang sekali pakai, dibuang setiap tiga hari sekali, serta pembuangannya di sungai.[*]

Sumber: beritasatu.com

Berita Terkait