PBNU Usul Pengungsi Rohingya di Aceh Dikembalikan ke Negara Asal
Sabtu, 18 November 2023 09:49
JAKARTA – Terjadinya penolakan kedatangan imigran rohingya di Aceh karena dianggap merepotkan warga, mendapat perhatian dari berbagai pihak. Pengurus Besar Nahdatul Ulama Indonesia (PBNU) mengusulkan pemerintah untuk mengembalikan pengungsi Rohingya ke negara asal.
“Pemerintah RI bisa saja mengembalikan mereka ke negara asal, atau membantu perjalanan mereka ke negara ketiga yang mau menerima mereka, seperti Saudi Arabia atau Australia,” ujar Ketua PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi, Jumat (17/11/2023) seperti dikutip dari detik.com.
Fahrur menyebut satu-satunya mekanisme yang tersedia bagi pemerintah hanyalah Perpres No. 125/ 2016 tentang Penanganan Pengungsi Luar Negeri. Namun, aturan tersebut hanya mengatur mekanisme penyelamatan, penampungan dan dukungan sementara untuk pengungsi dan pencari suaka. Maka dari itu, perlu kerjasama antara PBB dan negara asal pengungsi.
“Ini problem lama yang memang menyulitkan,” kata Fahrur.
Indonesia, lanjut Fahrur, terkenal dengan kedermawanan dan jiwa kemanusiaan sejak lama. Sehingga tak mudah mengusir tamu asing, apalagi bila mereka amat menderita dan memerlukan bantuan.
“Di sisi lain, gelombang manusia perahu ini terus menerus datang setiap tahunnya dan telah melewati kapasitas dan batas kesabaran pemerintah dan masyarakat lokal, sehingga membuat problem bagi masyarakat sekitar,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 249 pengungsi Rohingya yang tiba menggunakan kapal kayu di Bireuen dan Aceh Utara ditolak warga. Warga menolak pengungsi Rohingya karena dianggap merepotkan.
Kapal yang membawa pengungsi Rohingya itu tiba di bibir pantai Desa Pulo Pineung Meunasah Dua, Kecamatan Jangka Kabupaten Bireuen, Kamis (16/11/2023) subuh. Mengetahui kedatangan pengungsi Rohingya lagi, masyarakat ramai-ramai mendatangi lokasi. Ratusan pengungsi Rohingya sering kali terdampar di Aceh. Namun kali ini kedatangan mereka ditolak.
“Kesimpulan bersama masyarakat menolak kehadiran Rohingya ke daratan. Warga tidak menerima,” kata Kepala Desa Pulo Pineung Mukhtaruddin.
Masyarakat menolak para pengungsi Rohingya tersebut karena merepotkan setelah tinggal di daratan. Hal itu dilihat warga dari pengungsi yang tiba di Desa Matang Pasi, Kecamatan Peudada, pada 16 Oktober lalu.(ds)