Sejumlah Siswa Belajar Observasi dan Evakuasi di Gelaran Smong Box

Minggu, 03 Agustus 2025 16:28

BANDA ACEH – Program edukasi kebencanaan Smong Box yang digelar di UPTD Museum Tsunami Aceh baru-baru ini mendapat sambutan luar biasa dari peserta.

Kegiatan ini dinilai krusial membekali generasi muda Aceh yang sebagian besar lahir paska tsunami 2004 dengan pemahaman praktis menghadapi bencana.

Guru Bimbingan Konseling SMA Negeri 3 Banda Aceh, Fatima Zaini, menekankan urgensi kegiatan ini bagi anak didiknya. Tentunya kegiatan ini sangat bermanfaat, sebab peserta yang terlibat rata-rata kelahiran 2007–2009, sehingga pemahaman tentang bencana tsunami masih sangat kurang.

“Melalui Smong Box, mereka belajar observasi, evakuasi, dan mencari tempat perlindungan yang aman. Ini mungkin perdana mereka dapatkan edukasi semacam ini,” ujarnya, Rabu, 30 Juli 2025.

Beliau juga berharap ilmu ini dapat berdampak luas tidak hanya bagi para peserta yang terlibat saja.

“Insya Allah, peserta bisa jadi agen perubahan di sekolah. Mereka bisa berbagi pengetahuan dan mendorong simulasi serupa di lingkungan sekolah,” harap Fatima.

Sementara itu, siswi SMA Negeri 4 Banda Aceh, Haura Sabila, menyoroti kekhasan materi berbasis kearifan lokal.

“Sangat keren, kami belajar Smong dari Simeulue yang sebelumnya tak kami tahu. Kini kami paham maknanya. Kami juga diajak menyiapkan barang evakuasi dan praktik cara menyelamatkan diri,” katanya, Kamis, 31 Juli 2025.

Ia juga sangat terkesan, bisa belajar bersama di kegiatan Smong Box ini, karena dapat banyak ilmu baru tentang gempa dan bencana.

Kepala Seksi Edukasi dan Preparasi UPTD Museum Tsunami Aceh, Abdul Lathief, mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelenggaraan kegiatan Smong Box tahun 2025.

“UPTD Museum Tsunami Aceh sebagai penyelenggara berkomitmen menjadikan Smong Box sebagai program rutin, mengingat antusiasme peserta dan relevansinya bagi masyarakat Aceh yang hidup di kawasan rawan bencana”, terangnya.

Harapannya, lanjut Lathief, pengetahuan ini tak hanya tersimpan, tetapi menjadi aksi nyata baik di sekolah maupun keluarga.

“Semoga para peserta yang terlibat langsung dalam kegiatan ini secara aktif mampu untuk mengedukasi teman-temannya dan berdampak luas kepada masyarakat,” tutupnya.

Berita Terkait