Museum Tsunami Turun ke Sekolah Perkuat Kesiapsiagaan Bencana
Sabtu, 23 Agustus 2025 17:12
BANDA ACEH – Dalam rangka memperkuat kesiapsiagaan bencana sejak dini dan melestarikan memori kolektif sebagai bagian dari kearifan lokal, UPTD Museum Tsunami Aceh menggelar program “Museum Keliling” di SMP Negeri 1 Banda Aceh, Sabtu, 16 Agustus 2025.
Kegiatan yang berlangsung dari pukul 09.00-14.00 WIB ini berhasil menarik antusiasme ratusan peserta yang terdiri dari pelajar, guru, dan staf sekolah, menciptakan pengalaman belajar yang interaktif, emotif, dan berkesan langsung di halaman dan aula sekolah.
Program ini merupakan bagian dari komitmen museum untuk menjangkau komunitas yang lebih luas, menjadikan sejarah dan ilmu kebencanaan tidak hanya dapat diakses di dalam gedung museum, tetapi juga aktif dibawa ke tengah-tengah masyarakat, khususnya generasi muda yang lahir paska tragedi 2004.
Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh, M Syahputra AZ melalui Kepala Seksi Edukasi dan Preparasi, Abdul Lathief, menekankan pentingnya program Museum Keliling sebagai jembatan yang menghubungkan memori para penyintas dengan semangat kesiapan generasi penerus.
“Ini bukan sekadar pameran, tetapi transfer nilai ketangguhan, solidaritas, dan kecintaan pada ilmu pengetahuan,” tuturnya.
Ia juga menjabarkan, melalui metode belajar yang berbeda, pihak museum berharap benih kesadaran mitigasi itu tertanam kuat dalam diri setiap peserta.
“Anak-anak kita saat ini adalah generasi yang lahir dan tumbuh setelah tragedi besar di Aceh. Mereka perlu memahami serta dibentuk menjadi generasi tangguh bencana,” tutup Lathief.
Kegiatan ini sejalan dengan misi Museum Tsunami yakni menjalankan aktivitas world class standard dalam hal riset, edukasi, evakuasi dan rekreasi kebencanaan tsunami dan mendukung kurikulum muatan lokal pendidikan kebencanaan yang dicanangkan oleh Dinas Pendidikan Aceh.
Kepala SMP Negeri 1 Banda Aceh, Rima Afriani, menyambut hangat inisiatif ini. Kegiatan Museum Keliling ini sangat luar biasa.
“Kegiatan ini menjawab kebutuhan kami akan metode pembelajaran di luar kelas yang tidak hanya teoritis tetapi juga aplikatif dan menyentuh hati,” ujarnya.
Biasanya, lanjut beliau, para pelajar belajar kebencanaan ke Museum Tsunami namun kali ini pihak museum yang datang kesekolah.
“Kami berharap kolaborasi seperti ini dapat terus berlanjut dan menjadi model bagi sekolah-sekolah lain di Aceh,” harap Rima.