Unimal, Unirazak dan CISAH, Kolaborasi Lestarikan Warisan Islam Nusantara di Aceh Utara
Sabtu, 24 Mei 2025 22:07
ACEH UTARA – Upaya pelestarian sejarah dan budaya kembali mendapat energi baru lewat kolaborasi kampus lintas negara. Dalam hal ini Universitas Malikussaleh (Unimal), Universiti Tun Abdul Razak (Unirazak) Malaysia dan Center for Information of Sumatra-Pasai Heritage (CISAH) menggelar pengabdian masyarakat internasional selama dua hari di komplek makam Sultan Malikussaleh di Gampong Beuringin, Kecamatan Samudera, Aceh Utara, Sabtu (24/5/2025).
Mengusung tema “Collaborative Governance in Heritage Preservation”, kegiatan ini menjadi momentum penting dalam membangun sinergi antara dunia akademik, masyarakat dan lembaga swadaya dalam merawat situs bersejarah Samudra Pasai kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara.
Kegiatan dimulai dengan meuseuraya (gotong royong) di area makam Sultan Malikussaleh dengan diawali pemaparan sejarah oleh peneliti CISAH, Ustaz Sukarna Putra. Kegiatan pelestarian yang difasilitasi CISAH ini melibatkan pembersihan kawasan, konservasi nisan kuno, digitalisasi artefak, hingga pembacaan inskripsi nisan. Semuanya dilakukan dengan pendekatan riset ilmiah dan pelibatan partisipatif.
Ketua pelaksana, Nazaruddin SSos MAP dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unimal, menyatakan bahwa pelibatan universitas dalam pelestarian warisan sejarah adalah bagian dari komitmen institusi dalam pendidikan berbasis nilai.
“Kami ingin warisan Samudra Pasai tidak hanya dikenang, tapi dipelajari dan dijaga sebagai fondasi identitas keislaman di Indonesia,” ujarnya.
Senada dengan itu, Sukarna Putra dari CISAH menegaskan bahwa kolaborasi dengan akademisi memperkuat pendekatan sistematis dan berkelanjutan dalam konservasi budaya.
“Sinergi antara keilmuan dan keterlibatan komunitas lokal menjadi kunci dalam pelestarian yang berakar dan berdampak,” ungkapnya.
Tak hanya berfokus pada situs sejarah, program ini juga mencakup kegiatan sosial-kultural. Para peserta dari Unirazak mengikuti program keluarga angkat di Gampong Pulo, Kecamatan Syamtalira Aron sehingga memungkinkan mereka tinggal bersama warga lokal untuk mempererat hubungan antar masyarakat.
Pada hari kedua, tim kolaborasi berkunjung ke Gampong Pande di Kecamatan Tanah Pasir sebagai sentra kerajinan logam tradisional. Para peserta menyaksikan langsung proses tempa besi yang masih mempertahankan teknik leluhur dalam membuat alat pertanian dan senjata tradisional.
Dengan melibatkan 36 peserta dari Unimal, Unirazak dan CISAH, kegiatan ini mencerminkan praktik keilmuan Administrasi Publik dan Ilmu Komunikasi, khususnya dalam konteks tata kelola kolaboratif (collaborative governance), diplomasi budaya dan pemberdayaan masyarakat berbasis riset.
Lebih dari sekadar pengabdian, program ini menjadi contoh nyata bahwa pelestarian sejarah tidak bisa berjalan sendiri. Kedepannya perlu dorongan kemitraan lintas batas antara negara, ilmu pengetahuan, dan komunitas akar rumput untuk memastikan warisan budaya tetap hidup, menginspirasi, dan menjadi sumber pembelajaran lintas generasi.(nz)